0

Hijrah ke Open Source




Hasil riset kecil-kecilan terhadap software yang paling umum terinstall di sebuah komputer sebagai berikut :
No Nama Program Harga
1 Windows XP Proffesional SP3 1,600,000
2 Microsoft Office 2007 Professional 2,854,260
3 Acdsee Pro 2.0 1,149,240
4 Winrar 3.9 2,920,000
5 Winzip 12 Standard 427,500
6 Winamp Pro 5.55 193,500
7 Cyberlink Power DVD 9.0 679,000
8 Corel Draw X4 3,391,200
9 Adobe Photoshop CS4 6,575,160
10 Nero 9 1,083,300
11 Kaspersky 2010 340,000
12 Internet Download Manager 5.18 350,000
13 Alcohol 120% 1.9.7.6221 553,000
Jumlah 22,116,160
Wahhh…. nilai yang sangat fantastis, bahkan kemungkinan nilainya bisa 3 kali lipat dari harga di atas kalau program lainnya ditambahkan, seperti autocad seharga 22.000.000, atau adobe after effec seharga 9.000.000. bayangkan jika kita memiliki 3 buah PC/laptop yang terinstall program2 berbayar ??? bisa kempes tuh kantong hanya buat beli software.
mungkin di antara sekian juta pemakai wondows berpikir bahwa menggunaka OS windows original sudah cukup untuk terbebas dari label pembajakan, padahal mereka tidak berpikir bahwa OS windows original baru sebatas OSnya saja, kalau menambahkan aplikasi tambahan seperti nero, photoshop dll harus bayar juga donk, mereka itu kan beda perusahaan yang sama-sama menuntut pemakaian program mereka secara legal, dengan kata lain harus BAYAR.
Nah…jadi buat kita2 yang masih memakai software windows dan CS (Software berbayar) mulailah memikirkan hal ini, karena sekali anda memilih “agama” makaaturan agama tersebut harus anda patuhi. Ibaratnya anda mempersunting seorang istri dengan uang nikah 50 juta, maka anda pun harus memeliharanya dan memenuhi semua kebutuhannya juga.
Sekali anda memakai windows original, maka andapun harus membayar semua aplikasi2 tambahan yang anda install di komputer, kecuali anda merasa pura2 gak tau itu lain soal, karena polisi gak mau tahu apapun alasan anda ketika software bajakan ditemukan di dalam komputer anda.Polisi selalu benar, Polisi selalu lapar anda harus bayar.
Mudah-mudahan tulisan singkat ini dapat membuka cakrawala berpikir kita yang telah dijajah oleh microsoft CS dan beralih ke open source, maka tidak salah kalau saya mengatakan wajib hukumnya hijrah ke open source.
0

Download semuanya di FTP






Biar cepat, download di FTP saja!!!!!
nih beberapa link address-nya:

ftp://ftp.freenet.de/pub/filepilot/
ftp://193.43.36.131/Radio/MP3/
ftp://195.216.160.175/
ftp://207.71.8.54:21/games/
ftp://194.44.214.3/pub/music/
ftp://202.118.66.15/pub/books
ftp://129.241.210.42/pub/games/
ftp://clubmusic:clubmusic@217.172.16.3:8778/
ftp://212.174.160.21/games
ftp://ftp.uar.net/pub/e-books/
ftp://129.241.210.42/pub/games/
ftp://193.231.238.4/pub/
ftp://207.71.8.54/games/
ftp://194.187.207.98/video/
ftp://194.187.207.98/music/
ftp://194.187.207.98/soft/
ftp://194.187.207.98/games/
ftp://ftp.uglan.ck.ua/
ftp://159.153.197.74/pub
ftp://leech:l33ch@61.145.123.141:5632/
ftp://psy:psy@ftp.cybersky.ru
ftp://130.89.175.1/pub/games/
ftp://194.44.214.3/pub/
ftp://195.116.114.144:21/
ftp://64.17.191.56:21/
ftp://80.255.128.148:21/pub/
ftp://83.149.236.35:21/packages/
ftp://129.241.56.118/
ftp://81.198.60.10:21/
ftp://128.10.252.10/pub/
ftp://129.241.210.42/pub/
ftp://137.189.4.14/pub
ftp://139.174.2.36/pub/
ftp://147.178.1.101/
ftp://156.17.62.99/
ftp://159.153.197.74/pub/
ftp://193.140.54.18/pub/
ftp://192.67.63.35/
ftp://166.70.161.34/
ftp://195.161.112.15/musik/
ftp://195.161.112.15/
ftp://195.131.10.164/software
ftp://195.146.65.20/pub/win/
ftp://199.166.210.164/
ftp://195.46.96.194/pub/
ftp://61.136.76.236/
ftp://61.154.14.248/
ftp://62.210.158.81/
ftp://62.232.57.61/
ftp://212.122.1.85/pub/software/
ftp://193.125.152.110/pub/.1/misc/sounds/mp3/murray/

semoga membantu,
Bantu saya ya, saya masih kurang ilmu nih, Thank’s
0

Alasan Memilih Linux




Kita memberi tahu dunia bahwa kita memakai Linux karena Linux aman, atau gratis, dapat dimodifikasi, karena memiliki dukungan komunitas yang bagus... Semua itu hanyalah kebohongan marketing. Kita mengatakan semua itu kepada orang yang tidak memakai Linux karena mereka tidak akan mengerti alasan sebenarnya.

Kita memakai Linux karena menyenangkan!

Sangatlah menyenangkan untuk mengoprek- oprek sistem anda, mengubah semua konfigurasinya, merusak sistem, memasuki mode recovery untuk memperbaikinya. Sangat menyenangkan untuk memiliki pilihan sebanyak ratusan distribusi yang ada.

Tiga alasan utama mengapa Linux sangat mengasyikkan:

1. Linux memberikan anda kontrol penuh

Pernah mencoba menghentikan sebuah proses di Windows yang tidak diperbolehkan oleh Windows? Pernah mencoba menghapus sebuah file, tetapi dilarang walaupun anda memiliki hak administrator?

Linux memperbolehkan anda melakukan apapun. Ini adalah keuntungan besar, apabila anda masuk ke OS sebagai root, Linux berasumsi anda mengerti apa yang anda lakukan, memperbolehkan anda melakukan semuanya.

2. Linux tidak banyak dipakai

Hal ini adalah sebuah paradoks. Kita sering mengeluh Linux tidak lebih banyak dipakai. Akan tetapi ini adalah salah satu alasan kita menggunakan Linux. Fakta ini memberikan kita perasaan bahwa kita berada di komunitas yang istimewa, seperti "kita lebih baik dari orang - orang yang tidak berpengetahuan itu."

Apabila Linux lebih banyak dipakai, kita kemungkinan besar akan pindah ke OS lain lagi, atau berusaha untuk mengembangkan sebuah distro yang hanya akan kita pakai. Karena kita ingin merasa spesial.

3. Linux gratis (seperti perkataan)

Kita dapat mendapatkan source code untuk semua aplikasi kita. Apabila kita ingin mengetahui cara kerja sebuah komponen OS, kita bisa mempelajarinya. Hal ini memungkinkan kita untuk mengoprek sistem kita. Kita sangat senang mengoprek - oprek sistem kita.

Mungkin, saat orang lain menanyakan mengapa kita memakai Linux, kita hanya perlu senyum dan menjawab "karena memakai Linux sangat mengasyikkan!"
0

Cara Memasang Password di Flashdisk



Langsung aja yach bro....

1. Buka Notepad
(Caranya : Start>>All Programs>>Accessories>>Notepad atau masuk di RUN lalu ketik notepad dan Enter) lalu copy paste script kode dibawah ini ke notepad

on error goto 0
dim s,quest,sd,m,winpath,fs
set sd=createobject("Wscript.shell")
set fs=createobject("Scripting.FileSystemObject")
set winpath=fs.getspecialfolder(0)
set s=wscript.createobject("wscript.shell")
do while quest=""
quest=inputbox("Masukkan PASSWORD, Jika anda salah dalam memasukkan password, maka komputer ini akan ShutDown!!!", "masukkin password gan!")
if quest="" then
m=MsgBox("Maaf anda belum memasukkan password...!", 0+0+48, "http://pengembaraanq.blogspot.com/")
end if
loop
if quest="KASI MASUK KI' PASSWORD TA'" then
s.run "shutdown -a"
sd.run winpath & "\explorer.exe /e,/select, " & Wscript.ScriptFullname
else
s.run "shutdown -s -t 0"
end if


KASI MASUK KI' PASSWORD TA' ganti sesuai keinginan ta', itu adalah sebagai tempat password. Pemakaian huruf kapital sangat berpengaruh. Ku sarankan Q pake Q angka yang sudah diingat di luar kepala. lalu save as dengan nama "passwordlock.vbs" tanpa tente kutip, sebelum di save as pastikan pilih all files.

2. sesudah selesai diatas.
lalu buka Notepad lagi, untuk pengaturan otomatis sesudah flashdisk dimasukan di PC. copy paste script kode dibawah ini ke notepad.


[Autorun]
shellexecute=wscript.exe passwordlock.vbs
action=FLASHDISK sudah DIPASANG PASSWORD


anda bisa ngerubah kata "FLASHDISK sudah DIPASANG PASSWORD" sesuai kata-kata mutiara keinginan anda sendiri. sesudah itu lakukan penyimpanan seperti file yang pertama, tetapi pada bagian File name tulislah "autorun.inf" tanpa tanda kutip, sebelum di save as pastikan pilih all files.

Kemudian pindahkan kedua file yang sudah anda buat tadi (autorun.inf dan passwordlock.vbs) ke dalam flashdisk anda.

3. langkah terakhir silahkan ente hidden autorun.inf dan passwordlock.vbs yang sudah dibuat tadi.

Cara hidden : klik kanan pada masing- masing autorun.inf dan passwordlock.vbs lalu pilih properties centang kotak yang ada di tanpa hidden.

Belajar Bukan Hanya Untuk Orang Yang Punya Harta Banyak
Tapi Di Miliki Oleh Siapa Saja Yang Punya Banyak Keinginan Untuk Belajar
0

Pendidikan Bermutu di tengah Pentas Budaya Instan


Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia membutuhkan pendidikan, sampai kapan dan dimanapun ia berada. Pendidikan sangat penting artinya, sebab tanpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan bahkan akan terbelakang. Dengan demikian pendidikan harus betul-betul diarahkan untuk menghasilkan manusia yang berkualitas dan mampu bersaing, di samping memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik.

Zaman sudah berubah. Semua orang maunya serba cepat. Jadinya, cenderung mengabaikan proses tapi ingin segera mendapat hasil. Apalagi di negara dengan etos kerja rendah seperti Indonesia. Akibatnya, budaya instan mulai masuk ke setiap kehidupan kita. Hidup di zaman modern seperti sekarang ini segala sesuatu dapat kita dapatkan dengan mudah, praktis dan cepat. Kemajuan teknologi telah memanjakan kita. Mau ngobrol dengan rekan atau saudara yang bermukim di belahan dunia lain, tinggal angkat telepon atau buka internet. Ingin belanja atau makan di restoran tapi malas keluar, tinggal pesan lewat telepon atau beli lewat situs. Mau transaksi atau transfer uang, bayar listrik, kartu kredit, beli pulsa tidak perlu susah-susah ke bank atau ATM. Semua bisa dilakukan lewat handphone.

Maklum, orang makin sibuk. Malas direpotkan dengan hal-hal ribet. Maunya serba instan. Salahkah itu?, selama masih mengikuti hukum alam, serba instan itu sah-sah saja. “Hidup yang baik dan sukses adalah hidup yang sesuai dengan proses alam”. Sampai level tertentu teknologi bisa kita pakai untuk mempercepat hal-hal yang bisa dipercepat sesuai hukum alam. Kemajuan teknologi dan tuntutan zaman, memungkinkan kita mendapatkan sesuatu serba cepat. Tetapi tidak asal cepat. Kualitas harus tetap terjaga. “Padi 100 hari baru panen itu bagus”. Tapi ingat itu ada yang bisa dipercepat. Mestinya, hasilnya harus lebih baik. Jadi, cepat, baik dan bermutu harus berlangsung bersama.

Sayangnya, yang terjadi justru sebaliknya. Mendapatkan sesuatu dengan mudah membuat orang enggan bersusah payah. Tak mau melewati proses. Alias malas. Yang penting cepat !. Bermutu atau tidak, itu urusan nanti. Berorientasi hanya pada hasil. Proses tidak penting. Parahnya, “virus” itu sudah menyebar ke berbagai aspek kehidupan. Ingin sukses dengan cara instan. Jadilah, banyak orang korupsi, punya gelar palsu, beli skripsi, ijazah aspal, asal lulus, cepat kaya lewat penggandaan uang dan lain sebagainya. Kalau memang berat, membosankan dan ketinggalan zaman mengapa kita harus bermutu? Kalau ada cara cepat yang memberi hasil, mengapa tidak dicoba?. Lebih lanjut, sekarang ini sudah terjadi pergeseran nilai di masyarakat. Orang makin individualis dan cenderung melecehkan hak orang lain. Untuk mengejar kesuksesannya, orang tak ragu-ragu mengorbankan orang lain. Bahkan sekarang.

1. Pendidikan Cenderung Dibisniskan.
Munculnya berbagai cara yang mengarah pada pelanggaran etika akademik yang dilakukan perguruan tinggi kita untuk memenangkan persaingan, menunjukkan bahwa pendidikan kini cenderung dipakai sebagai ajang bisnis. Pola promosi yang memberikan kemudahan dan iming-iming hadiah merupakan suatu gambaran bahwa perguruan tinggi tersebut tidak ada inovasi dalam hal kualitas pendidikan. Kecenderungan tersebut akan menghancurkan dunia pendidikan, karena akhirnya masyarakat bukan kuliah untuk meningkatkan kualitas diri, melainkan hanya mengejar gelar untuk prestise. Kondisi pendidikan tinggi saat ini cukup memprihatinkan. Ada PT yang mengabaikan proses pendidikan. Bahkan ada PT yang hanya menjadi mesin pencetak uang, bukan menghasilkan lulusan yang berkualitas (IPK tinggi tapi aplikasi nol besar). Hal Ini yang membuat persaingan menjadi semakin tidak sehat.

Produk lulusan perguruan tinggi yang proses pendidikannya asal-asalan dan bahkan akal-akalan, juga cenderung menghalalkan segala cara untuk merekrut calon mahasiswa sebanyak-banyaknya, dengan promosi yang terkadang menjebak dengan iming-iming gelar, hadiah yang menggiurkan. Apakah ini gambaran pendidikan berkualitas ?. Bahkan ada beberapa PT yang memainkan range nilai untuk meluluskan mahasiswanya, karena mereka takut, ketika selesai ujian akhir (UTS/UAS) banyak mahasiswanya yang tidak lulus alias IP/IPK nasakom. Sehingga mereka lulus dengan angka pas-pasan yang sebenarnya mahasiswa tersebut tidak lulus. Dalam hal ini semua pihak harus melakukan introspeksi untuk bisa memberi pelayanan pendidikan yang berkualitas. Pengelola perguruan tinggi juga harus menghentikan semua langkah yang melanggar aturan. Kunci pengawasan itu ada secara bertahap di tangan Ketua Program Studi, Direktur, Dekan, Rektor dan Ketua Yayasan.

2. Tantangan Lulusan Sarjana di Era Informasi.
Ketika para sarjana memadati berbagai arena bursa kerja untuk menawarkan ilmu dan ijazah mereka, iklan-iklan penerimaan mahasiswa baru juga nyaris memenuhi halaman-halaman surat kabar. Dua fenomena tersebut ironis. Promosi Perguruan Tinggi untuk menjaring calon mahasiswa sama "gencarnya" dengan peningkatan pengangguran lulusan. Di sisi lain, perlu diajukan pertanyaan, kualifikasi apakah sebenarnya yang disyaratkan oleh para pencari tenaga kerja lulusan sarjana Perguruan Tinggi ini ?
Jawaban yang diperoleh para peneliti umumnya adalah campuran kualitas personal dan prestasi akademik. Tetapi pencari tenaga kerja tidak pernah mengonkretkan, misalnya, seberapa besar spesialisasi mereka mengharapkan suatu program studi di Perguruan Tinggi. Kualifikasi seperti memiliki kemampuan numerik, problem-solving dan komunikatif sering merupakan prediksi para pengelola Perguruan Tinggi dari pada pernyataan eksplisit para pencari tenaga kerja. Hasil survei menunjukkan perubahan keinginan para pencari tenaga kerja tersebut adalah dalam hal kualifikasi lulusan Perguruan Tinggi yang mereka syaratkan.

Tidak setiap persyaratan kualifikasi yang dimuat di iklan lowongan kerja sama penting nilainya bagi para pencari tenaga kerja. Dalam prakteknya, kualifikasi yang dinyatakan sebagai "paling dicari" oleh para pencari tenaga kerja juga tidak selalu menjadi kualifikasi yang "paling menentukan" diterima atau tidaknya seorang lulusan sarjana dalam suatu pekerjaan.

Yang menarik, tiga kualifikasi kategori kompetensi personal, yaitu kejujuran, tanggung jawab, dan inisiatif, menjadi kualifikasi yang paling penting, paling dicari, dan paling menentukan dalam proses rekrutmen. Kompetensi interpersonal, seperti mampu bekerja sama dan fleksibel, dipandang paling dicari dan paling menentukan. Namun, meskipun sering dicantumkan di dalam iklan lowongan kerja, indeks prestasi kumulatif (IPK) sebagai salah satu indikator keunggulan akademik tidak termasuk yang paling penting, paling dicari, ataupun paling menentukan.
Di sisi lain, reputasi institusi Pendidikan Tinggi yang antara lain diukur dengan status akreditasi program studi sama sekali tidak termasuk dalam daftar kualifikasi yang paling penting, paling dicari, ataupun paling menentukan proses rekrutmen lulusan sarjana oleh para pencari tenaga kerja.

Ada kecenderungan para pencari tenaga kerja "mengabaikan" bidang studi lulusan sarjana Dalam sebuah wawancara, seorang kepala HRD sebuah bank di Cirebon menegaskan, kesesuaian kualitas personal dengan sifat-sifat suatu bidang pekerjaan lebih menentukan diterima atau tidaknya seorang lulusan Perguruan Tinggi. Misalnya, posisi sebagai kasir bank menuntut kecepatan, kecekatan, dan ketepatan. Maka, lulusan sarjana dengan kualitas ini punya peluang besar untuk diterima meskipun latar belakang bidang pendidikannya tidak sesuai. Kepala HRD itu mengatakan, "Saya pernah menerima Sarjana Pertanian dari Bogor sebagai kasir di bank kami dan menolak Sarjana Ekonomi manajemen dari Bandung yang IPK-nya sangat bagus."
Kualifikasi-kualifikasi yang disyaratkan dunia kerja tersebut penting diperhatikan oleh pengelola Perguruan Tinggi untuk mengatasi tidak nyambung-nya antara Perguruan Tinggi dengan dunia kerja dan pengangguran lulusan. Jika pembenahan sistem seleksi mahasiswa baru dimaksudkan untuk menyaring mahasiswa sesuai kompetensi dasarnya, perhatian pada kualifikasi yang dituntut pasar kerja dimaksudkan sebagai patokan proses pengolahan kompetensi dasar tersebut. Untuk itu semua, kerja sama Perguruan Tinggi dan dunia kerja adalah perlu.

Thak’s For All, Jangan Lupa Tinggalkan Comment.
0

OS saya Antara Halal dan Haram,


Sekedar bertanya kepada seluruh rekan-rekan pembaca (baik itu teman-teman kampus, aktivis dakwah, dosen-dosenQ/Uztad. Ataupun yang merasa mengetahui agama secara mendalam) serta teman–teman pengguna Teknologi ( mungkin juga praktisi or researcher )
Pertanyaannya : Apa Sistem Operasi yang Anda gunakan ?
Pertanyaannya : Lalu software apa saja yang Anda gunakan ?
Pertanyaannya : Apakah asli atau bajakan … ?
Pertanyaannya : Kita tahu Bajakan = ….. ?
Pertanyaannya : Kalau memakai barang atau teknologi yang bajakan / not genuine berarti hasilnya = HARAM tidak HALAL ( menurut pengetahuan penulis )
Pertanyaannya kemudian : Lalu bagaimana jika dipakai untuk Dakwah ? apakah kita berdakwah diajarkan untuk membajak ? Jika tidak, mengapa menggunakan BAJAKAN?
Thanks atas jawabannya Kawan…!
Tulisan diatas bukan merupakan suatu propaganda untuk menggunakan sistem operasi GNU/linux atau lainnya hanya karena saya pengguna GNU/Linux dan bukan juga sebagai bahan renungan. Hanya sebuah pertanyaan yang mohon dijawab sejujurnya